Bogordaily.net – Pejabat dari kubu Aung San Suu Kyi pemerintah terpilih yang digulingkan, dikabarkan kembali meninggal dunia secara tragis dalam tahanan militer pada Rabu 10 Maret 2021.
Kali ini anggota partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), kepala sebuah lembaga pendidikan, Zaw Myat Lynn diumumkan meninggal hari ini karena cedera setelah di tangkap pada penculikan malam hari.
Dikutip Bogordaily.net dari Reuters pada Kamis, 11 Maret 2021, ini adalah kasus kematian ke dua dalam tahanan kudeta mililter Myanmar di minggu ini.
Kasus meninggalnya pejabat ini di duga bahwa junta melakukan kekerasan pada tahanan politik pro – demokrasi dalam penahanan pascakudeta militer Myanmar itu.
Hal ini menjadi keprihatinan dan kekhawatiran akan adanya kekerasan dan perlakuan yang tidak pantas yan diterima tahanan.
Sejak dilakukannya kudeta oleh militer Myanmar pada 1 Februari 2021, mereka menangkap para pejabat pemerintahan.
Juga jurnalis, para demonstran dan masih banyak lagi. Mereka ditangkap oleh pihak militer Myanmar pada malam hari dipaksa ikut mereka.
Kasus kematian pertama dialami oleh Ketua NLD lokal di Yangon, kota terbesar Myanmar, Khin Maung Latt, berusia 58 tahun.
Ia ditangkap pada hari Sabtu, 6 Maret 2021 sekitar jam 9 malam dan akhirnya meninggal dalam tahanan.
Wakil ketuanya partai NLD menyebut, hasil dari pemeriksaan rumah sakit militer tempat seorang pejabat meninggal.
Menunjukkan dia memiliki luka di bagian belakang kepala dan memar di punggungnya.
Namun tentara telah menolak tuduhan menggunakan kekerasan yang berlebihan terhadap pengunjuk rasa.
Ia mengatakan pihaknya mengambil alih kekuasaan setelah komisi pemilihan menolak tuduhan kecurangan dalam pemilihan November lalu di mana NLD menang telak.
Sejak kudeta 1 Februari 2021 total korban tewas menjadi lebih dari 50 ketika militer Myanmar mencoba memaksakan otoritasnya.
Hampir 1.800 orang Myanmar telah ditahan di bawah junta pada hari Minggu.
Serikat pekerja utama di Myanmar pun melakukan pemogokan untuk menekan ekonomi negaranya pada hari ini Senin, 8 Maret 2021, demi mendukung masyarakat dalam menentang kudeta. ***